AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

01 November 2008

Papua "minta" Merdeka, WHY ?

Sunday, 19. August 2007, 18:06:26
Tumpahan Hati ! Belakangan ini sering kita dengar banyak provinsi di Indonesia yang berniat mau melepaskan diri dari indonesia , tak terkecuali daerah PAPUA. Sebenarnya kenapa rakyat PAPUA begitu ingin melepaskan diri dari kesatuan NKRI ini? . Mungkin ada beberapa alasan yang perlu kita perhatikan , diantaranya ;Pertama, Papua adalah wilayah yang sangat kaya. Daerah seperti Freeport dikenal mengandung logam emas kelas dunia. Aktivis dan pemimpin setempat sangat yakin, dengan modal kekayaan alamnya, Papua dapat sejahtera. Jika merdeka dan lepas dari Indonesia, mereka yakini pemerintah setempat akan lebih cepat menyejahterahkan rakyatnya. Tak ada lagi uang yang harus disetor ke pusat, sebagaimana yang lazim dipraktikkan sebelumnya.Kedua, pada saat yang sama, Papua juga terdiri dari etnis penduduk yang sangat berbeda denga mayoritas Indonesia. Dilihat dari kasat mata secara fisik saja, orang Papua dengan jelas dapat dibedakan dengan penduduk melayu umumya. Kini warga Papua juga menganut agama yang umumnya juga berbeda dengan agama mayoritas Indonesia. Secara etnis sangat mudah bagi Papua untuk merasa berjarak dengan Indonesia. Jarak fisik dan etnis itu juga menjadi sumber yang laten untuk memisahkan diri.Benar bahwa perbedaan etnis tidak dengan sendirinya melahirkan separatisme. Kulit hitam yang minoritas di AS dapat melakukan rekonsiliasi dengan kulit putihnya dan sama-sama merasa warga AS. Kulit putih yang minoritas di Afsel juga dapat menjadi warga dengan hak sosial yang sama dengan mayoritas kulit hitamnya. Kesatuan itu terjadi karena mereka tinggal berbaur, tidak terpencil di masing-masing pulau, dan tidak dikecewakan oleh pemerintahan yang didominasi ras tertentu. Kasus papua sedikit berbeda dengan kasus AS dan Afsel. Ketiga, Papua juga tidak tumbuh bersama Indonesia sejak awal. Ketika proklamasi dideklarasikan, provinsi lain sudah bergabung dengan Indonesia. Berbeda dengan provinsi lain, Papua bergabung dengan Indonesia di tahun enam puluhan. Sungguhpun Papua dan provinsi lain di Indonesia saat itu sama-sama dikuasai oleh kolonial Belanda, namun proses menjadi Indonesianya berbeda, dalam waktu yang berbeda pula. Ketiadaan pegalaman bersama Indonesia sejak proklamasi juga menjadi kerikil dalam kebersamaan Papua dengan Indonesia dalam sebuah nation yang sama.Keempat, yang membuat Papua perlu mendapatkan perhatian khusus dan laten separatisme adalah kemarahan atas kebijakan pemerintah pusat. Di era Orde Baru, tokoh dan penduduk lokal merasa hanya dieksploitasi oleh pemerintah pusat. Sungguhpun Freeport sangat kaya, namun yang menikmati hasilnya dianggap hanya penduduk Jawa dan para transmigrannya. Sementara masyarakat Papua jauh tertinggal.Sejak awal sampai sekarang, sentimen kemarahan atas pemerintah pusat dan orang Jawa sangat kental. Kemarahan dan ketidakpuasan itu adalah bensin bagi menyalanya gerakan separatisme. Mudah sekali publik luas diprovokasi. Dengan sedikit mobilisasi dan doktrinasi, sentimen nasionalisme lokal menyala. Mereka membayangkan akan lahir Papua yang sangat peduli dengan rakyatnya jika kelak merdeka dari Indonesia.Papua belum separah Aceh. Di Papua memang sudah pula hadir OPM (Organisasi Papua Merdeka) sebagaimana GAM di Aceh. Namun belum ada pemimpin Papua yang berdiam di luar negeri, dan secara efektif menggerakkan perlawanan Papua melalui remote control.

No comments: