
JAYAPURA- Puluhan warga dari Distrik Muara Tami mendatangi Kantor DPRD Kota Jayapura, Senin ( 3/11). Massa yang merupakan para pendukung Abisai Rollo, Ketua Komisi B DPRD Kota itu, memprotes langkah Partai Golkar Kota Jayapura yang akan melakukan Pengganti Antar Waktu (PAW) bagi Abisai Rollo sebagai anggota DPRD Kota Jayapura.
Massa yang dipimpin istri Abisai Rollo Ny Nelince Wamuar itu, datang ke Kantor DPRD Kota sekitar pukul 09.30 WIT dengan menggunakan satu bus. Setibanya di gedung perwakilan rakyat itu, Ny Nelince Wamuar langsung mengungkapkan rasa kekesalan dan emosinya atas sikap pimpinan Partai Golkar yang dinilai bertindak arogan dalam menentukan para Caleg.
Dalam orasinya, mereka sangat menyesalkan sikap pimpinan Partai Golkar yang menempatkan WW Kambuaya sebagai nomor urut 1 Dapil III. "Saya ini sebenarya kader Partai Golkar, namun saya sangat menyesalkan sikap dan kebijakan pimpinan partai yang bertindak arogan dan sewenang-wenang dalam dalam menentukan Caleg. Partai Golkar dalam partai massa dan terbuka, bukan partai milik perorangan,"ujarnya.
Setelah berorasi beberapa saat, massa diterima Ketua DPRD Kota Jayapura Drs Theophilus Bonay, MM. Menurut Bonay, kewenangan PAW anggota dewan bukan kewenangan pimpinan DPRD, tapi mutlak kewenangan pimpinan partai. Jika warga ingin memprotes kebijakan PAW atas Abisai Rollo, silahkan menemui pimpinan partai.
Setelah mendapatkan penjelasan dari pimpinan DPRD Kota Jayapura, masih dengan perasaan emosi, massa kemudian meninggal kantor DPRD untuk selanjutnya menuju Kantor Walikota Jayapura guna bertemu dengan Walikota Drs MR Kambu, M.Si yang juga pimpinan Partai Golkar Kota Jayapura.
Setelah mendengar penjelasan itu, massa kemudian menuju ke Kantor Walikota Jayapura. Setibanya di sana, suasana di ruang Sekpri Walikota Jayapura, menjadi gaduh dengan teriakan suara perempuan yang belakangan diketahui Nelince Wamuar beserta keluarga dan masyarakat lainnya. Dengan emosi tinggi ia berusaha menerobos masuk ruang kerja walikota.
Sekpri Walikota Efraim Andrias Tauri dan anggota staf Sekpri dan ajudan walikota, sempat kewalahan untuk menahan dan memberikan penjelasan kepada Nerlince Wamuar yang terus meluapkan kemarahan yang ditujukan kepada Walikota Drs MR Kambu, MSi yang juga pimpinan atau Ketua DPD Partai Golkar Kota Jayapura. Bahkan, sempat terjadi adu dorong bahkan tarik menarik, antara Sekpri dengan Nerlince Wamuar yang terus berupaya masuk ke dalam ruang kerja walikota.
Keributan yang terjadi di ruang Sekpri Walikota ini juga menjadi perhatian semua pegawai di lingkungan Pemkot Jayapura dari lantai I hingga lantai III. Beberapa saat kemudian, petugas dari Polsek Jayapura Selatan maupun Polresta datang ke lokasi, bersama Ketua LMA yang juga Kepala Dinas Pariwisata George Awi, Nerlince Wamuar dan beberapa orang melakukan aksi demo ditemui di ruang sekretariat KPA. Meski akhirnya, bersedia pergi , namun Nerlince juga sempat menuding sejumlah pejabat kota yang melakukan korupsi dan lainnya.
Terkait dengan aksi dari Nerlince Wamuar dan beberapa warga masayrakat lainnya ini, Andi Tauri Sekpri walikota mengaku tidak begitu tahu persoalan mereka. Hanya saja, sebagai Sekpri dirinya selama ini tetap berupaya memfasilitasi semua tamu yang datang secara baik-baik, bukan dengan emosi. Pihaknya hanya menjalankan tugas "Yang ada di dalam ini adalah walikota, selain orang tua juga pimpinan, sedangkan yang datang adalah saudara semua,"ujar Andi yang mengaku warga yang datang ini salah alamat, karena di kantor walikota ini tempat kepala daerah bukan pimpinan partai politik.
Sementara itu, Walikota Jayapura Drs MR Kambu, MSi saat ditemui membenarkan bahwa SK gubernur tentang PAW Abisai Rollo sudah ada dan tinggal menunggu agenda sidang dewan. Dikatakan, selaku Ketua Partai Golkar, dirinya hanya menindaklanjuti pengunduran diri Abisai Rollo dari Partai Golkar yang kemudian pindah ke PKPI. "Selain tuntutan dari aturan organisasi Partai Golkar, PAW ini juga untuk membantu proses pencalonan saudara Abisai Rollo sebagai Caleg di partai lain,"ungkapnya.
Sebab, lanjut Kambu, bila Partai Golkar tidak segera mengambil sikap dengan PAW ini, maka bisa terjadi dualisme keanggotaan partai politik, selain Golkar juga PKPI. Dimana bila dari KPU mengecek hal ini, maka Abisai Rollo bisa dicoret dari daftar Caleg, bila masih ada dualisme keanggotaan partai. Kambu juga mengatakan, Abisai Rollo mengundurkan diri atas permintaaannya sendiri, seharusnya juga tahu konsekuensi atas keputusannya tersebut, bukan lagi menyalahkan keputusan organisasi. (mud/tri)
No comments:
Post a Comment