AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

30 October 2008

Eksekusi Amrozi Cs Makin Dekat

31 Oktober 2008 10:31:06
CILACAP - Keamanan di Cilacap benar-benar menjadi prioritas polisi. Saat ini, hampir tidak ada sejengkal tanah pun yang luput dari pengawasan petugas keamanan. Kemarin penambahan pasukan besar-besaran dilakukan. Bila sebelumnya polisi menjaga objek-objek vital dan tempat-tempat strategis lain, mulai kemarin (30/10) beberapa instansi pemerintah juga memperoleh perlakuan yang sama. Misalnya, Kantor Kejaksaan Negeri dan Kantor Pemkab Cilacap. Semakin mendekati hari H eksekusi tiga terpidana mati kasus bom Bali I - Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron- diperkirakan penambahan pasukan akan terus dilakukan.Radar Banyumas (GroupCenderawasih Pos) mengamati, pasukan penjaga objek-objek vital dan kantor pemerintah sudah siap untuk menginap berhari-hari. Sebab, mereka juga membawa ransel besar berisi perbekalan dan matras tidur.Di kejaksaan ditempatkan sepuluh personel Brimob bersenjata lengkap. Di Pemkab Cilacap, sejak siang kemarin ada lima polisi dengan kesiagaan serupa. "Mulai hari ini (kemarin, Red) ada lima orang," ujar seorang pegawai Pemkab Cilacap.Bukan hanya itu, untuk menjamin keamanan di perairan, polisi meningkatkan intensitas patroli dengan perahu karet. Setidaknya, ada dua unit perahu karet yang selalu menyusuri Pantai Nusakambangan. Di beberapa penyeberangan ke Nusakambangan juga mulai ditempatkan sejumlah personel keamanan. Misalnya di Dermaga Sleko, Cilacap. Di situ selalu stand by kapal patroli Angkatan Laut. Brimob beserta armadanya juga siaga di lokasi yang hanya berjarak 200 meter dari pantai itu. Pusdik Kopassus yang juga memiliki fasilitas penyeberangan ke Nusakambangan kini ditumpangi pasukan Brimob untuk menginap.Sebagian pasukan itu diam-diam juga diseberangkan ke Nusakambangan. "Pasukan ini diseberangkan dengan perahu compreng nelayan ke Nusakambangan," ujar salah seorang nelayan di Dermaga Sleko kemarin.Di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, pemeriksaan ketat dilakukan terhadap orang yang tak ada kaitannya dengan aktivitas pelabuhan. Mereka yang tidak punya kaitan dengan kegiatan pelabuhan langsung diminta pergi.Aktivitas nelayan di perairan Cilacap juga dibatasi. Termasuk nelayan yang mencari penghasilan dengan menjual jasa wisata bahari dengan menyusuri Pantai Cilacap dan Nusakambangan. "Kemarin ada orang Polda Jateng menemui Pak Heri (ketua peguyuban nelayan, Red). Intinya, kita dilarang mengantar wisatawan menyusuri Pulau Nusakambangan," ujar Raswan, 37, nelayan di sekitar Benteng Pendem, Cilacap, kemarin. Sementara itu, konsentrasi polisi yang tampak mencolok itu mengundang kecemasan tersendiri bagi warga. Kemarin, Forum Silaturahmi Kiai dan Kader Muda (Forsikda) Cilacap meminta pelaksanaan eksekusi tiga terpidana mati bom Bali dilaksanakan di luar wilayah mereka. Permintaan didasarkan pada pertimbangan keamanan di kabupaten paling barat Jawa Tengah tersebut. "Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Mahmudin, sekretaris Forsikda, kemarin. Alasannya, Amrozi cs memiliki jaringan yang luas. Karena itu, mereka meminta agar eksekusi dilakukan di Pulau Bali yang menjadi tempat aksi Amrozi dkk. Forum itu juga meminta eksekusi segera dilakukan. "Kami minta pihak keamanan untuk segera mengambil langkah-langkah tegas dan cepat sehingga tidak menimbulkan spekulasi lain bagi kepentingan keamanan," ujarnya.Mahmudin menambahkan, sebelum pelaksanaan eksekusi mati, Amrozi dkk tetap memiliki hak untuk melakukan tobat dan minta maaf kepada keluarga korban. Mengenai tata cara hukuman mati, dia mengatakan tetap mengacu pada peraturan yang ada. Antara lain, terpidana mati harus menghadapi regu tembak. "Harus dengan peraturan hukum yang berlaku di negeri ini dan jangan berlarut-larut," katanya. (amu/har/jpnn/nw)

No comments: