Jumat, 24/10/2008 04:36 (GMT+9.5)
JAYAPURA-Bentuk protes terhadap sikap aparat keamanan yang melakukan " penyisiran" (baca: masuk) ke dalam kampus menjelang dilakukan demonstrasi beberapa hari lalu, puluhan mahasiwa Universitas Cenderawasih (Uncen) yang tergabung dalam beberapa perwakilan fakultas dan senat mahasiswa melakukan pemalangan pintu masuk kampus Uncen baik Uncen Abepura maupun Uncen Baru Waena Perumnas III, Rabu (22/10).
Aksi itu dimulai pukul 07.00 WIT dimana mahasiwa secara spontan memalang pintu gerbang Uncen menggunakan bambu dan kayu. Akibatnya kendaraan yang seharusnya bisa masuk dan diparkir di halaman kampus terpaksa mencari tempat parkiran baru.
Sementara di Kampus Uncen Baru, Waena, terlihat sekitar 200 mahasiswa berkumpul di pintu gerbang dan menutup pintu dengan palang. Beberapa tulisan yang ditempel dipalang diantaranya berbunyi, tolong hargai otonomi kampus, TNI Polri anda punya aturan kami Uncen juga punya aturan jangan kau langgar terus, bapak rektor yth segera cabut surat rekomendasi pengamanan kampus Uncen kepada pihak keamanan, kampus Uncen bukan tempat separatis jangan ganggu ketenangan kampus kami, TNI/Polri telah mengganggu kedaulatan mahasiswa dengan memasuki area kampus telah mengganggu ketenangan dan keamanan di lingkungan Uncen, kami tidak bisa belajar jika tidak tentram dan tulisan lainnya.
Nasrul selaku koordinator demo menjelaskan, aksi tersebut merupakan bentuk solidaritaritas mahasiswa memprotes sikap aparat yang masuk seenaknya kedalam kampus dan bertanya soal keterlibatan mahasiswa dalam aksi demo belakangan ini.
"Apa yang dicurigai dari mahasiswa jika dikaitkan dengan demontrasi, mengapa aparat sampai masuk ke kampus dan menanyakan siapa yang akan ikut terlibat dalam demo," tutur Nasrul memaparkan.
Aksi masuknya aparat ke kampus ini dikatakan cukup menimbulkan ketakutan dan membuat suasana kampus menjadi tegang.
Karena itu, para mahasiswa ini meminta kepada pihak rektorat untuk mencabut sistem keamanan kampus yang diberikan kepada pihak keamanan dalam hal ini Polda Papua.
" Jika aparat dibiarkan terus menerus masuk kedepannya otoritas kampus bisa tergeser dan akhirnya hilang dikuasai aparat dan ini tidak boleh terjadi," pinta Nasrul seraya menambahkan bentuk aksi yang mereka dilakukan tersebut bukan sebagai aksi perlawanan.
Menurutnya, dalam dunia kampus sendiri telah dibentuk resimen mahasiswa (Menwa) yang bertugas menjaga keamanan wilayah kampus. " Salah jika tidak memberikan kewenangan pengamanan kepada Menwa," ungkapnya.
Meski dilakukan sejak pagi, Pantauan Cenderawasih Pos aktifitas perkuliahan tetap berjalan normal meski ada juga yang memilih melewati jalan pintas dibanding pintu utama dan tampak pula beberapa anggota senat sedang memberikan pemahaman kepada teman kampus lainnya terkait solidaritas yang dilakukan.Sementara tak lama kemudian keluhan mereka ini ditanggapi oleh Pembantu Rektor (Purek) III, Drs Paul Louis Hommers MS,i yang meminta agar palang dibuka tidak mengganggu aktifitas perkuliahan.
"Saya akan fasilitasi kalian untuk bertemu dengan rektor jika datang nanti asalh tindakan hari ini tidak mengganggu aktitifitas perkuliahan," pintanya.Ia menjelaskan bahwa tidak hanya orang tertentu yang bisa berkuliah disini melainkan banyak yang dari kampung, dusun dan lembah memiliki keinginan kuat karenanya dari pemalangan jangan sampai menggurungkan niat mereka untuk kuliah.Namun dari pertemuan ini belum menemukan titik temu hingga siang hari sekitar pukul 13.30 WIT aparat gabungan Polresta Jayapura dan Polsekta Abepura mendatangi lokasi dan mencabut semua palang dan tulisan yang dipampang.(ade/jpnn)
24 October 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment