AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

12 October 2008

Mengikuti Inspeksi Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura ke RSUD Yowari

07 Oktober 2008 04:49:50
Menghilang Sejak 2006, Alat USG Akhirnya Dikembalikan
Untuk menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai beberapa alat medis yang "menghilang" Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura melakukan inspeksi di RSUD Yowari, Senin (6/10).Apa saja yang temukan? Berikut laporannya.

Laporan:ABDEL GAMEL NASER-Sentani

Rombongan Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura yang terdiri dari Yonece Netty Kalem, Amos Jikwa SP, Ahmad Paito SA,g dan Izdar Ramin, sekitar pukul 11.00 WIT tiba di RSUD Yowari, Kabupaten Jayapura.
Setelah duduk sebentar di ruang rapat, keempat wakil rakyat ini dipertemukan dengan Direktur Rumah Sakit, dr Nikodemus Barends. Dari pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit, dr.Nikodemus Barends yang baru sebulan menjabat direktur, dicocor beberapa pertanyaan yang mengarah pada keberadaan alat radiology, Ultrasonography yang sebelumnya dilaporkan hilang.
"Dari laporan yang kami terima, alat USG ini sudah lama tidak berada dirumah sakit ini nah kami harap ada keterangan soal itu," ujar Netty Kalem membuka pernyataan didampingi 3 rekannya.
Menjawab pertanyaan tersebut, dr Niko (panggilan akrab Nikodemus Barends) menjelaskan bahwa pada waktu proses penerimaan barang, sempat terjadi gejolak demo dan sistim keamanan rumah sakit pada waktu itu boleh dibilang kurang baik. Sehingga ia menolak agar alat yang akan didatangkan ditempatkan langsung di rumah sakit, melainkan dialihkan ke RSUD Dok II Jayapura. "Dengan alasan keamanan akhirnya kami tolak," tutur Niko yang saat itu sebagai pejabat pembuat komitmen.
Namun setelah dianggap kondusif, barulah USG ini dibawa kembali. Hanya sayangnya menurut Niko saat kepemimpinan dr Alban Dien itulah alat berbentuk laptop ini hilang. Alasan yang dikutip oleh Niko alat tersebut dicuri oleh oknum mantri yang pernah magang 2 bulan di Yowari dan dibawa ke Wamena.Namun setelah muncul pemberitaan di media beberapa waktu lalu, dengan alasan tidak jelas dikatakan alat tersebut dikembalikan di Bandara Sentani dan orang yang mengembalikan juga masih misteri. "Keterangan ini yang saya peroleh dari dr Alban," tambah Niko.
Dari keterangan yang disampaikan Niko, Komisi C menganalisa bahwa alasan tersebut hanya dalih untuk pembelaan diri dan terkesan diada-ada."Pakai logika saja, alat semahal itu dikembalikan dan diletakkan begitu saja tanpa diketahui siapa yang mengambil.Saya pikir jika tidak muncul dipermukaan, alat ini tidak akan kembali," kata Netty yang diiyakan anggota lainnya.
Karenanya ia meminta agar pihak eksekutif memperhatikan permasalahan ini disamping itu masyarakat juga jeli melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan jangan sungkan untuk melaporkan."Yang jelas kami terus menindaklanjuti, bukan hanya tinggal diam," jelas Amos Jikwa menambahkan.
Dari komunikasi ini akhirnya ditutup dengan mengunjungi ruang radiology tempat alat tersebut "disemayamkan".Penuturan kepala instalasi Radiologi, dr Frans membenarkan bahwa peran alat tersebut cukup besar mengingat tiap harinya ada sekitar 5 sampai 10 pasien yang membutuhkan pemeriksaan menggunakan USG namun karena hanya memiliki 1 akhirnya pengoperasiannya juga tidak maksimal.
Alat USG berwarna ini terbilang canggih karena menggunakan gelombang suara dengan frekuensi sangat tinggi untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.Dengan alat ini bisa melihat stuktur organ dalam dengan demikian bisa secepatnya dideteksi jika ada diagnosa mengenai penyakit dan membantu pengambilan keputusan dalam penanganan pengobatan.Keistimewaan lainnya dijelaskan karena alat ini memiliki sistim Fascular Doppler atau dapat mendeketsi kelainan yang ada pada pembuluh darah sehingga semua kelainan yang muncul di pembuluh darah bisa terdeteksi."Fascular Doppler bisa mendeteksi penyakit dalam pembuluh darah dan tidak semua USG memiliki system ini," jelasnya.Disamping itu manfaat lainnya adalah diagnosa untuk pasien yang mengalami penyakit tumor dimana dengan USG bisa memberikan kesimpulan dengan cepat apakah tumor tersebut ganas atau tidak untuk ditindaklanjuti.

No comments: