AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

29 October 2008

Pesawat Mendarat di Jalan Tol, Semua Selamat

30 Oktober 2008 06:41:23
JAKARTA – Pengendara mobil yang melewati jalan tol Cikampek pada pukul 08.25 WIB bisa jadi terkaget-kaget karena sebuah pesawat Cessna 172 tiba-tiba menukik dan mendarat (landing) di jalanan. Pesawat berpenumpang tiga orang itu sempat membuat jalan tol macet sebelum akhirnya dievakusi ke tempat yang aman. Pesawat Cessna dengan nomor register PK-SDQ itu merupakan pesawat latih milik Alfa Flying School (AFS), sebuah lembaga pendidikan penerbangan yang berada di Lanud Halim Perdanakusumah. Pesawat itu tiba-tiba mengalami loss engine (kehilangan tenaga) dalam perjalananannya menuju Cirebon, Jawa Barat. Semua penumpang, Capt Ratu Farihah (44), Edo Barokah (19) dan Nur Huda (31) semuanya selamat tanpa luka sedikitpun. Pesawat juga nampak utuh.“Syukur, kami semua selamat kok,” ujar instruktur wanita Capt. yang ikut dalam penerbangan tersebut. Sayang, Tatu –panggilan Ratu Farihah enggan menceritakan lebih lanjut tentang peristiwa tersebut. Saat kejadian itu, Ratu sedang mendampingi anak didiknya Edo untuk mendapatkan sertifikasi terbang dari Alfa Flying School. Lembaga ini memberikan sertifikasi untuk lisensi pilot pribadi (private pilot license/PPL) dan lisensi pilot komersial (commercial pilot license/CPL). Sekitar 20 petugas dari Basarnas (Badan SAR Nasional), polisi, Angkasa Pura bersama-sama mendorong pesawat ringan itu menuju ke rest area yang berada sekitar 400 meter dari lokasi. Mereka menyebar di badan pesawat, sayap kanan dan kiri dan mendorongnya pelan-pelan. Sejumlah masyarakat yang kebetulan lewat turut menyaksikan badan pesawat tersebut didorong menuju rest area dan menyebabkan jalan tol Cikampek tersendat untuk beberapa lama. Ratu Farihah merupakan instruktur unggulan di Alfa Flying School. Wanita kelahiran Jember 10 April 1964 ini dalam seminggu dia bisa beberapa kali terbang ke Cirebon. Dalam sutu wawancara dengan Jawa Pos, ibu dari Radhian Aztecco (22) dan Dhivracca Cheyene (21) ini pernah mengatakan bahwa tidak semua kecelakaan terjadi mutlak akibat kesalahan sumber daya manusia. “Pada saat kejadian itu terjadi. Keputusan yang diambil selalu yang terbaik menurut mereka. Masak iya orang ingin bunuh diri,” ungkapnya. “Penerbangan cross country (lintas daerah) itu merupakan ujian akhir bagi Edo untuk memperoleh sertifikat PPL,” ujar seorang siswa Alfa Flying School yang tidak mau disebut namanya. Sebelumnya, siswa hanya diberikan pelajaran terbang sirkuit (keliling bandara). Suasana di lembaga pendidikan pilot yang berlokasi di Bandara Halim Perdanakusumah itu menjadi sepi setelah peristiwa itu karena banyak jadwal terbang latih yang dibatalkan. Dia menyebut, ketiga penumpang pesawat tersebut sempat mampir ke kantor AFS setelah peristiwa tersebut. Namun mereka belum mau menceritakan kepada siapapun perihal kejadian yang baru saja dialami. “Edo tadi juga datang ke kantor tapi belum mau ngomong apa-apa. Saat disapateman-teman cuma bilang baik-baik saja. Kita juga nggak mau ganggu karena mereka kelihatan masih shock. Jumlah siswa AFS ada tiga angkatan, total sekitar 70-an orang, ” cetusnya.AFS mematok biaya yang lumayan tinggi untuk memperoleh sertifikat private pilot license (PPL) ataupun Commercial Pilot License (CPL). Biaya untuk PPL, misalnya, mencapai USD 12,690 (sekitar Rp 127 juta). Sedangkan untuk memperoleh sertifikat PPL biayanya mencapai USD 25,920 (sekitar Rp 256 juta). Total jika ingin menjadi pilot pemula harus mengeluarkan dana USD 38,610 (sekitar Rp 387 juta). “Paling cepat 1,5 tahun untuk tiap pendidikan,” terang sumber tersebut.Ketua Komite Nasional Keselanmatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi menegaskan bahwa pihaknya masih menyelidiki penyebab loss engine tersebut. Dia menuturkan, mesin pesawat tersebut tiba-tiba berhenti pada saat pesawat berada di ketinggian 500 feet. Pesawat yang memiliki bobot 750 kilogram itu terpaksa terbang tanpa tenaga. “Kita akan lihat lagi nanti, ada apa sebenarnya kok tiba-tiba lost engine,” lanjutnya.Tatang mengatakan, pesawat tersebut sedang melatih dua orang siswa AFS yakni Edo dan Nurhuda yang jam terbangnya masih terbatas. Mereka berdua ingin memperoleh sertifikat private pilot license (PPL). “Siswanya baru memiliki 40 jam terbang. Untung, sang instruktur sudah berpengalaman kurang lebih tujuh tahun. Sebelumnya, dia di Juanda Flying School di Surabaya. Instrukturnya yang punya inisiatif mendarat di jalan tol,” terangnya.Dia mengaku KNKT akan mengalami kesulitan mengusut penyebab insiden serius (serious incident) pesawat Cessna tersebut. Sebab, peawat itu tidak memiliki kotak hitam (blackbox), seperti halnya pesawat komersial yang bisa merekam data percakarapn di kokpit maupun situasi penerbangan pada waktu itu. “Ini pesawat lama, sehingga kami hanya mengandalkan saksi-saksi dan catatan penerbangan. Nanti sayap pesawat akan dipreteli lalu dimasukkan ke dalam kontainer untuk dibawa ke hanggar Halim Perdanakusumah,” jelasnya. (wir/iw/jpnn)

No comments: