AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

02 November 2008

Forests for climate sebuah solusi untuk menekan laju pengerusakaan hutan dan menurunkan emisi karbon

October 31, 2008
Manokwari,Papua Barat, 17 Oktober 2008 Kelompok tari tradisonal di Papua menyambut Kapten kapal Esperanza Madeline Habib, dalam acara penyambutan di pelabuhan Manokwari. Pelayaran "Forest for Climate" di Indonesia untuk menyoroti dampak dari laju kerusakan karena pembukaan perkebunan kelapa sawit, pembalakan dan perusakan lainnya yang mendorong perubahan iklim, menghancurkan keanekaragaman hayati serta masyarakat yang hidup bergantung pada hutan. Greenpeace mendorong Presiden Indonesia segera menerapkan moratorium untuk segala bentuk konversi hutan.
Besarkan GambarJakarta, Indonesia — Greenpeace meluncurkan suatu prakarsa inisiatif hutan untuk iklim atau forest for climate (FFC) sebuah solusi rintisan untuk menekan laju deforestasi, mengatasi perubahan iklim, melestarikan keanekaragaman hayati dan melindungi sumber penghidupan jutaan orang yang bergantung pada hutan.
Greenpeace meluncurkan suatu prakarsa inisiatif hutan untuk iklim atau forest for climate (FFC) sebuah solusi rintisan untuk menekan laju deforestasi, mengatasi perubahan iklim, melestarikan keanekaragaman hayati dan melindungi sumber penghidupan jutaan orang yang bergantung pada hutan.
FFC adalah sebuah proposal mekanisme pendanaan internasional dalam upaya penurunan emisi karbon dan penyusutan hutan tropis di negara-negara pemilik hutan yang turut serta berkomitmen dari face kedua dari kesepakataan Protokol Kyoto (pasca 2012).
Langkah awal yang greenpeace lakukan adalah mempertemukan negara-negara donor dengan prakarsa-prakarsa nyata di negara-negara berkembang pemilik hutan seperti Indonesia. Greenpeace mengundang perwakilan negara-negara donor, lembaga-lembaga donor, para pejabat dan gubernur dari beberapa propinsi terkait untuk membicarakan prakarsa ini dan mendukung moratorium terhadap konversi hutan baru di Indonesia sebelum masuknya uang yang berasal dari mekanisme karbon.
Peluncuran yang dilakukan di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta saat kapal Esperanza bersandar, di hadiri banyak pihak, acara yang diselenggarakan bersama Bapak Rahmat Witoelar, Menteri Negara lingkungan hidup.
Pesatnya tingkat deforestasi dan meningkatnya emisi gas rumah kaca di Indonesia karena adanya dorongan iming-iming keuntungan jangka pendek semata. Solusi Mekanisme FFC yang greenpeace memberikan nilai untuk mempertahankan hutan agar tetap utuh.
Di dalam mekanisme FFC, negara-negara industri yang telah menyatakan komitmen untuk mengurangi emisi mereka akan mendanai perlindungan sejumlah besar wilayah-wilayah hutan tropis yang tersisa. Negara-negara berkembang dengan wilayah hutan luas seperti Indonesia, yang memilih untuk ikut berpartisipasi dan menunjukkan komitmen untuk melindungi hutan, akan mendapat kesempatan mendapatkan pendanaan bagi usaha-usaha pengingkatan kemampuan dan pengurangan tingkat emisi nasional yang berasal dari deforestasi.
FFC mencegah deforestasi dari bergeser dari satu negara ke negara lainnya. Sejauh ini FFC merupakan satu-satunya mekanisme yang melibatkan perwakilan masyarakat adat untuk memastikan dihormatinya hak dan sumber-sumber kehidupan mereka.
Greenpeace mendorong agar mekanisme FFC menjadi bagian dari fase kedua kesepakatan Kyoto (pasca 2012) mengenai perubahan iklim. Jika negara-negara berkomitmen dengan mekanisme FFC, pendanaan dari negara-negara industri untuk perlindungan hutan tropis akan siap pada tahun 2009.
Kapal Greenpeace Esperanza, akan meninggalkan Jakarta pada hari Sabtu tanggal 1 November menuju Riau.
Greenpeace menyerukan pemerintah Indonesia untuk secepatnya menerapkan moratorium bagi semua bentuk konversi hutan, termasuk pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, industri penebangan kayu dan pendorong deforestasi lainnya.

No comments: