AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

19 November 2008

Grasberg, Papua Times

Forbes Wilson dalam bukunya berjudul The Conquest of Copper Mountain lebih banyak menulis tentang perjuangan dan cara menaklukan gunung Ertsberg. Bagi Wilson Ertsberg bukan hanya sebuah gunung tapi keseluruhan kondisi geologis yang terkandung di wilayah Nemangkawi sebutan Cartensz bagi orang Amungme. Wilson tertarik dengan Ertsberg karena merupakan singkapan permukaan dari endapan bijih tembaga yang lebih besar terkandung di dalam tanah.
Orang Amungme menyebut Ertsberg yaitu Yelsegel Ongopsegel yang berarti gunung berkilat menyerupai bulu burung Cenderawasih Hitam (Barotia civilata). “Karena itu tak heran kalau mereka percaya bahwa tempat itu sangat keramat dan sakral,” tegas Arnold Mampioper dalam buku Amungme Manusia Utama dari Nemangkawi Pegunungan Cartensz.
Kini Yelsegel Ongopsegel sudah tak berkilau lagi dan ditutup tahun 1988. Bahkan bekas galiannya sudah berubah menjadi sebuah lubang raksasa penampung air hujan. Untuk mengenang Forbes Wilson kubangan air itu dinamakan Danau Wilson.
Sedangkan Grasberg dalam bahasa Amungme disebut Tenogoma atau Emagasin karena banyak ditumbuhi rumput.
George A Maley dalam bukunya berjudul Grasberg menjelaskan bahwa Grasberg mengandung deposit sebesar 1,76 miliar ton batuan bijih dengan kadar rata-rata 1,11 persen tembaga atau sama dengan 35,2 milyar pon logam tembaga murni. “Kandungan emasnya juga sangat tinggi yaitu sebanyak 49 juta try ons, sama dengan separoh jumlah seluruh emas yang diperoleh dari California selama demam emas dulu. Anehnya, deposit yang luar biasa besar ini terletak hanya tiga kilometer dari Ertsberg. Baru dibor 15 tahun setelah tambang disebelahnya dikerjakan,”tutur Mealey.
Lalu seberapa lamakah penambangan Grasberg berproduksi? Menurut perhitungan George A Mealey jika dengan tingkat produksi sekitar 150 ton per hari per pegawai diperlukan waktu 45 tahun untuk menambang cadangan terbukti dan terkira. Saat ini produksi Grasberg sudah berjalan selama 15 tahun. Berarti tinggal 30 tahun lagi tambang Grasberg digali dan diledakan.
Waktu 30 tahun bisa saja berlalu dalam hitungan detik, karena kita terlalu asyik menambang. Apalagi pemerintah Indonesia dalam dokumen AMDAL telah menyetujui kenaikan tingkat produksi sampai 300 ribu ton per hari.
Penggalian dan peledakan terus dilakukan tiada henti. Tapi tiba-tiba kita dikagetkan dengan Grasberg memakan korban jiwa. Tidak tanggung-tanggung beberapa pekerja tewas dan duduga tertimbun longsoran di open pit mining Grasberg. Sebuah kecelakaan terjadi pada sebuah perusahaan raksasa yang pernah meraih penghargaan Zero Accident.
Prestasi membanggakan itu seakan-akan terkubur bersama para korban.
Mealey menuturkan pengalamannya bahwa selama ia bekerja di dunia pertambangan baru kali ini menemukan cara baru menentang kekuatan alam yaitu dengan memotong ayam hitam lalu menyemburkan darahnya di sekitar lokasi kerja. Hasilnya tidak sia-sia pekerjaan mulus dan tanpa hambatan. Bahkan dia mengusulkan teknik ini perlu diterbitkan dalam buku saku penambangan.
Menaklukan alam seringkali membuat manusia memakai caranya sendiri. Mungkinkah posisi ayam hitam telah diganti oleh nyawa manusia? Sulit menjawab proses rahasia alam ini. Tapi keserakahan dan ketamakan manusia seringkali bisa mempercepat proses kehancuran. Kita tidak tahu seberapa lama Grasberg bisa bertahan dan berproduksi. Saat tambang Grasberg selesai lanjut George A Mealey akan terjadi lubang bekas galian berukuran 2,5 kilometer arah utara selatan. Dan 2 kilometer arah barat timur dengan dasar lobang terletak pada ketinggian 3005 meter.
Yelsegel Ongopsegel telah berubah menjadi Danau Wilson. Mungkin sebentar lagi Tenogoma akan mengalami nasib yang sama. Selamat datang kubangan Grasberg dan kita hanya menanti gerangan apa yang muncul tatkala pasca tambang. Brush Marsh mantan Vice President Environmental Departmen PT FI pernah berujar,” kita tak menginginkan lokasi bekas tambang menjadi kota hantu atau ghost town. ” Betulkah itu? Kita lihat saja nanti usai tambang Grasberg berakhir digali.

No comments: