AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

05 November 2008

Jangan Terperangkap Pada Proyek Besar Saja: "Papua Masa Depannya Indonesia"

JAYAPURA-Pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus)) secara umum belum sempurna, oleh karena itu, perlu adanya satu komitmen bahwa pembangunan itu jangan hanya terperangkap pada proyek-proyek besar saja, tetapi harus difokuskan pada pembangunan manusia, terutama masyarakat asli Papua yang memerlukan satu tindakan khusus untuk mengangkat martabat dan memajukan kehidupan mereka.
Hal ini sebagaimana dikatakan Prof. M Ryaas Rasid, MA. Ph.d saat ditanya warwatan seusai melantik Dewan Pengurus Provinsi dan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Se-Provinsi Papua di Aula Kantor BIKDA Provinsi Papua, Rabu (5/11).
Selain untuk melakukan pelantikan, kedatangannya ke Papua ini juga untuk membekali para Caleg (calon legislatif) tentang strategi-strategi untuk memenangkan dukungan masyarakat.
Ryaas menjelaskan, pihaknya mempunyai komitmen yang kuat dengan otonomi khusus dan implementasinya, dimana Otsus perlu lebih disempurnakan lagi sehingga dirasakan oleh masyarakat. "Jangan terperangkap pada proyek-proyek besar yang tidak focus, saya lebih cenderung menyarankan agar orentasi dana otsus itu diarahkan pada pembangunan manusia, kemudian infrastruktur yang menyangkut pendidikan dan kesehatan, lalu transportasinya seperlunya," ujar presiden PDK ini.
Menurutnya, pendidikan dan kesehatan itu sangat penting, karena pembangunan itu untuk manusia. "Jadi saya kira kalau focus pada infrastruktur yang besar-besar itu, berapa pun uang yang masuk akan hilang saja, karena terlalu besar, terlalu mahal biaya infrastruktur di Papua," ucapnya.
Oleh sebab itu, perlu didorong terus untuk adanya satu komitmen bahwa focus pembangunan adalah pembangunan manusia, terutama masyarakat asli Papua.
Menurutnya, bila terjadi saling curiga antara pusat dan daerah, itu hal yang keliru. "Yang perlu dilakukan adalah evaluasi yang objektif, langkah-langkah apa yang sudah benar dan langkah-langkah apa saja yang perlu dikoreksi, tidak ada yang sempurna di dunia ini, kita harus jujur mengatakan ada yang tidak sempurna, dan itu harus dikoreksi. Kita harus terbuka, pusat jangan mudah curiga bahwa Papua salah gunakan dana ini. Bagaimanapun kita harus saling menjaga, harus ada evaluasi yang objektif tiap tahun," tegasnya.
Pihaknya menyatakan, kalau otsus dikelola dengan baik, pasti wajah Papua akan berubah secara fundamental, baik wajah masyarakat maupun wajah fisiknya. "Kalau cerdas dikelola Insya Allah akan maju, saya kira Papua suatu waktu akan lebih baik dari pulau-pulau lain di Indonesia. Indonesia masa depan itu ada di Papua. Jawa itu sudah masa lampau, Sumatera dan Sulawesi itu masa sekarang dan Papua masa yang akan datang," tegasnya lagi.
"Sekarang Ini Saya Belum Capres"
Saat ditanya apakah akan maju menjadi calon presiden? Pakar otonomi daerah ini menyatakan bahwa dirinya tidak ingin seperti Capres yang lain. "Mereka belum punya partai tapi sudah deklarasi, saya tidak mau seperti itu, saya akan maju Capres kalau PDK minimal mendapat 10 persen. Itu syaratnya, saya tidak keginitan, saya tidak bermimpi karena ada syaratnya, kalau saya dapat 10 persen lalu saya tidak maju, anda bisa tuntut saya," ucapnya.
Pihaknya berharap, PDK di Papua bisa menjadi partai nomor satu atau nomor dua terbesar, karena PDK punya komitmen. "Saya kira masyarakat Papua masih ingat bahwa saya termasuk pemrakarsa awal bagi Otsus dan saya banyak perhatian kepada Papua selama ini. Sebelum menjadi pejabatpun begitu. Kalau anda ingat, saya punya rekor disini tahun 1994. Saya sudah memberikan ceramah di Kantor Gubernur dan saya tekankan, perlu ada satu langkah afirmatif action untuk pemberdayaan masyarakat local Papua, karena itu tidak bisa tidak, harus ada rekayasa untuk pengembangan masyarakat, kalau secara alamiah masyarakat Papua akan ketinggalan terus, dan saya sudah lemparkan itu tahun 1994," sambungnya.
"Anda juga bisa tanya ke mahasiswa IIP (Institut Ilmu Pemerintahan), bagaiaman saya memperlakukan mereka dan bagaimana saya mendorong mereka agar menjadi pelopor dalam pembangunan Papua. Indonesia masa depan ada di Papua, kalau Papau tidak maju dan tersia-sia, Indonesia akan rugi besar, apalagi kalau sampai Papua lepas, itu berat sekali untuk Indonesia. Untuk itu saya katakan, Papua harus memiliki Indonesia, jangan hanya dimiliki Indonesia, Papua harus memiliki Indonesia. mereka (putra-putra Papua) harus berada di pusat untuk mengambil keputusan, baru ada kebanggan sebagai orang Indonesia. Soal kebanggaan ini tidak bisa dibuat dengan indoktrinasi atau pidato, harus konkrit bahwa mereka harus ada disana dan menjadi pemimpin dan menjadi bagian dari pengambil keputusan untuk Indonesia," pungkasnya. (fud)

No comments: