JAYAPURA- Sebanyak 10 warga di Ilaga Kabupaten Puncak yang merupakan pemekaran Kabupaten Puncak Jaya dikabarkan meninggal akibat penyakit yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti jenis penyakit tersebut. Kesepuluh warga tersebut tersebar dibeberapa di Distrik Akelme, Gomai, Modidak dan Bioga. Selain itu, sebanyak 6 warga telah dievakuasi ke Timika untuk mendapatkan perawatan secara intensif di rumah sakit setempat. Ironisnya, musibah yang menimpa warga itu muncul disaat Papua banyak digelontorkan uang Otsus, dimana 30 persennya digunakan untuk bidang kesehatan..
Penjabat Bupati Puncak Simon Alom, S.Sos mengungkapkan, warga yang meninggal dengan jenis penyakit aneh itu terjadi sejak 25 Oktober lalu, rata-rata mereka meninggal karena terlambat mendapat penangganan petugas kesehatan.
" Di Ilaga sampai saat ini baru ada 1 dokter ahli, sementara warga yang menderita penyakit itu tempat tinggalnya sangat jauh sehingga tidak mampu dijangkau oleh 1 dokter saja atau petugas kesehatan lainnya," ujar Simon Alom kepada wartawan di Swissbel Hotel, kemarin.
Dikatakan, selain jauhnya lokasi dan minimnya petugas kesehatan, obat-obatan yang disuplay dari Kabupaten Induk Puncak Jaya sudah kadaluarsa. Sehingga, dengan kondisi obat-obatan yang sudah kadaluarsa itu dokter tidak bisa melakukan tindakan apa-apa.
Pasalnya, sudah empat bulan ini didaerahnya tidak ada obat-obatan karena Kabupaten Induk belum menyerahkan asset-asset daerah, apakah benda bergerak seperti perangkat daerah maupun benda tidak bergerak seperti fasilitas penunjang kesehatan dalam hal ini obat-obatan.
" Dengan kondisi yang masih serba kekurangan itu, maka yang bisa saya lakukan untuk menolong warga adalah segera mengevakuasi ke Rumah Sakit Timika untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Sebab, dibandingkan ke daerah lain maka jarak Ilaga ke Timika lebih dekat," kata Simon didampingi Wilem Wandik, SE, M.Si ketua tim pemekaran Kabupaten Puncak.
Disinggung ciri-ciri penyakit yang diderita, menurut Simon Alom rata-rata yang dialami warga adalah terjadinya pembengkakan yang cukup besar pada perut disertai cairan seperti nanah dibeberapa tubuhnya. Mengenai penyakit itu, dokter sendiri belum bisa memastikan jenis penyakit itu, karena sampai saat ini sampel cairan itu masih dalam penelitian dilaboratorium.
Selain itu, jenis penyakit lain yang menyerang warga adalah ISPA, mencret dan kepala sakit. Namun, sayangnya warga belum mendapat penangganan apa-apa, karena obat-obatan di Ilaga tidak ada. Ironisnya, kondisi yang dialami warga itu belum mendapat respon dari Kabupaten Induk, terutama dalam pemberian obat-oabatan.
" Jujur saja saya baru menjabat bupati selama empat bulan, sehingga daerah saya ini masih menghadapi berbagai kekurangan dalam semua hal termasuk juga soal dukungan dana. Seharusnya setelah Kabupaten Puncak terbentuk kami langsung menerima dana hibah sebesar Rp 15 M baik dari Provinsi maupun Kabuapaten Induk. Namun, sampai saat ini dana yang baru keluar sekitar Rp 3, 7 M yang sebagian telah digunakan untuk kegiatan peresmian kantor Bupati Puncak," terangnya.
Berkaitan dengan hal itu, dirinya mendesak kepada pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten Induk untuk segera merespon kondisi tersebut agar kondisinya tidak meluas. Hal terpenting yang dinilai sangat mendesak adalah kebutuhan petugas kesehatan, fasilitas infrastruktur seperti jalan untuk menembus isolasi dan mempercepat pelayanan serta kebutuhan obat-obatan.
Sebab, sampai saat ini petugas kesehatan di Ilaga sangat minim yakni hanya ada satu dokter ahli, sementara yang lainnya yakni petugas mantri kemampuannya belum bagus karena mereka ini bukan dari latar belakangan pendidikan kesehatan, namun hanya mendapat pelatihan dari pihak gereja.
Ditanya-tanya apa langkah-langkah kedepan untuk mempercepat pembangunan didaerahnya, menurut Kadispora Kabupaten Puncak Jaya itu program-program prioriats yang akan segera dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan untuk menekan angka kemahalan harga sekaligus membantu pelayanan warga akan sarana transportasi.
Selain itu, pihaknya juga akan membangunan jalan Ilaga- Mulia serta membangun pelabuhan laut Ilaga-Gilla untuk pengangkutan bahan-bahan makan, BBM serta kebutuhan warga lainnya.
" Dengan keterbatasan yang ada, pelayanan kepada warga tetap kami lakukan meski harus menghadapi dengan berbagai konsekwi. Diharapkan dengan telah diresmikannya Kantor Bupati Puncak pelayanan pemerintah terhadap masyarakat sudah bisa dijalankan meski dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang," harapnya. (mud)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment