
JAYAPURA- Setelah sepekan lamanya dilakukan pencarian, Prada La Harirabu Anggota Yonif 756/WMS Wamena yang hilang pasca bentrok aparat Brimob dan TNI Sabtu (1/11), akhirnya berhasil ditemukan Sabtu pagi (8/11) sekitar pukul 06.00 WIT dalam kondisi terapung di Sungai Baliem, letaknya antara Kampung Kama dan Jembatan Pikey.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Imam Santoso mengungkapkan, korban ditemukan oleh seorang warga bernama Yunus Pahabol yang juga sebagai guru saat dirinya hendak berangkat tugas.
Setelah ditemukan, pria kelahiran Buton Sulteng 24 silam itu langsung dievakuasi ke RSUD Wamena untuk dilakukan visum. Setelah hampir 3 jam disemayamkan di RSUD Wamena, jenazah Prada La Harirabu diterbangkan ke Jayapura menggunakan pesawat Cargo Trigana untuk dilakukan otopsi di RSUD Dok II.
Tepat pukul 12.00 WIT, jenazah Prada La Harirabu tiba di Bandara Sentani disambut sejumlah pejabat Kodam, yakni Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hambali Hanafiah, Asintel Kasdam Letkol Inf. Khairully, Danrem 172/PWY Kolonel Czi I Made Sukadana, Dandim Jayapura Letkol Kav. A.H Napoleon serta sanak keluarga korban yang berada di Jayapura.
Setibanya di RSUD Dok II, korban langsung menjalani otopsi di ruang mayat yang dipimpin dr. Sutrisno dan sejumlah dokter dari Kesdam XVII/Cenderawasih dan dokter dari Dokkes Polda Papua. Hanya saja, wartawan yang ingin mengambil gambar kondisi korban sebelum diotopsi, dilarang aparat.
Saat korban tiba di Kamar Mayat RSUD Dok II, suasana duka mewarnai tempat tersebut. Keluarga korban tidak mampu menahan perasaan sedihnya, mereka menangis histeris sambil terjatuh dilantai, terutama ibu angkat almharhum Nur Syaode (65) dan pacar korban Nur Asnia. Hadir juga di ruang jenazah Ketua IKST (Ikatan Keluarga Sulawesi Tengah) Prof.Dr La Pona, dan praktisi hukum Muslimin, SH, M.Hum.
Menurut Nur Syaode, sebelum kejadian almarhum baru saja turun dari Pos penugasan di Kurulu hampir 3 bulan bertugas di pos tersebut. Kedatangannya almarhum ke rumah itu untuk menemui pacarnya yang datang dari Jayapura. "Sudah hampir setahun Almarhum pacaran dengan Asnia, bahkan dalam waktu dekat ini akan melangsungkan pernikahannya. Yang jelas, almarhum orangnya sangat sopan dan ramah kepada siapa saja," ujar Nur Syaode ibu angkat almarhum.
Almarhum masuk Catam TNI-AD Tahun 2005 dan langsung penempatan tugas di Yonif 756/WMS. Menurut Nur Syaode, ada hal lain yang selama ini tidak pernah dilakukan almarhum saat berada di rumahnya, yakni makan keluar.
Selama 3 tahun di Wamena, setiap datang ke rumah dia tidak pernah makan di luar,namun, saat itu jam 5 sore dia keluar rumah untuk cari makan diluar.
Pukul 12 hari Jumat, datang temannya Lemen lalu almrahum membukan pintunya. Tidak lama kemudian, mereka keluar dan saat itulah terjadi letusan tembakan. Saat terdengar letusan tembakan, almarhum tidak kembali ke rumah kecuali temannya Lemen. Tidak lama kemudian, terdengar sirine dari Markas Yonif 756 untuk kepentingan apel. Saat apel anggota, hanya almarhum yang tidak ada.
Sementara itu, menurut salah seorang sumber yang mengikuti langsung proses otopsi jenazah Prada La Harirabu, ditemukan 4 lubang tembakan. Diduga kuat, korban tewas akibat ditembak sebelum akhirnya dibuang ke Sungai Baliem.
Dari hasil otopsi itu juga, ditemukan 3 pecahan proyektil di kaki kiri korban. Tak itu saja, rahang dagu korban hancur diduga akibat terkena popor senjata laras panjang. Proses otopsi ini sendiri berjalan lama yakni hampir 6 jam.
Setelah otopsi selesai, jenazah dibawa ke ruang rongxen untuk melihat apakah masih ada proyektil peluru yang masih tersimpan di dalam tubuh atau tidak. Setelah itu, pukul 21.00 WIT jenazah Prada La Harirabu dibawa ke TMP Waena untuk dimakamkan secara militer.
Pemakaman ini sendiri dipimpin Wadanyonif 756/WMS Mayor Inf. Marzuki, juga dihadiri para pejabat Kodam, sanak keluarga serta rekan-rekan korban. Nur Asnia pacar korban saat ditemui Cenderawasih Pos terlihat masih shock dan masih enggan untuk diwawancarai.
Sementara itu, beberapa saat setelah jenazah anggota TNI dari Batalyon 756 WMS ditemukan, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI AY Nasution langsung menghubungi Cenderawasih Pos.
"Jadi, jenazah sudah ditemukan di Kali Baliem sekitar pukul 07.00 Wit," kata Pangdam AY Nasution.
Pangdam AY Nasution menjelaskan bahwa ada tanda-tanda luka tembak yang ditemukan pada tubuh korban dan ada tanda-tanda penganiayaan. Hanya saja, untuk lebih lengkapnya, Pangdam meminta agar melihat langsung kondisi jenazah yang akan dikirim dari Wamena ke Kamar Jenasah RSUD Dok II Jayapura.
"Jenazah dikirim ke Jayapura tepatnya kamar jenazah RSUD Dok II Jayapura untuk dilakukan otopsi. Tolong diekspos supaya tahu semua bahwa jenasah sudah ditemukan, ya kita syukur bias menemukannya," ujar Pangdam.
Apalagi, Pangdam mengakui bahwa upaya dalam melakukan pencarian terhadap korban ini sebenarnya dilakukan secara besar-besaran yang dilakukan memakan hampir 1 minggu lamanya .
"Ini artinya, begitu besar perhatian pimpinan terhadap 1 orang nyawa prajurit pun, begitu pentingnya kami anggap itu. Bahkan, jika tidak dapat kemarin, tentu akan kami teruskan dalam melakukan pencarian sesuai komitmen saya dan saya bertekat untuk menemukannya," imbuh Pangdam.
Seperti diketahui pencarian 7 hari ini tidak hanya melibatkan masyarakat tetapi juga anggota Basarnas gabungan TNI Angkatan Udara dan Angklatan Laut sebanyak 6 orang, Pol Air Polda Papua 6 orang, operator perahu karet Landing Craf Ruuber 5 orang, personil Polres Wamena 11 orang, personil Kodim 1702/JWY 30 orang, anggota Batalyon 756, 22 orang dan Subjend Pom 6 org."Rute pencarian kami mulai dari jembatan Pikey hingga jembatan Kuning arah Kurima dengan jarak sekitar 20 Km," ungkap Mayor Inf.Edi Kurniadi selaku koordinator lapangan operasi pencarian korban.(mud/bat/ade)
No comments:
Post a Comment