SORONG- Jalan Basuki Rahmat Km 10, tepatnya di depan lorong masuk Jalan Viktory Km 10masuk Sore kemarin (11/11) mencekam, menyusul puluhan warga mengamuk yang diikuti dengan aksi pengrusakan dan pembakaran kendaraan.
Data yang dihimpun Radar Sorong di Mapolresta menyebutkan, dalam kericuhan ini, selain membakar 4 motor dan 1 mobil kijang, massa juga merusak 15 warung tenda di pinggir jalan Km 10 . Tidak hanya itu, 1 motor Honda DS 4086 juga dirusak. Adapun keempat motor yang dibakar masing-masing jenis Supra, Vario, Susuki dan Karisma.
Sementara dari tembakan peringatan yang dikeluarkan polisi, 3 korban mengalami luka tembak. Sampai berita ini diturunkan, ketiga korban luka tembak masih dirawat di RSUD.
Pantauan Koran ini di TKP (tempat kejadian perkara), aksi turun jalan puluhan massa membuat situasi benar-benar mencekam. Kelompok warga yang mengamuk itu tidak terima dengan kasus tabrak lari yang menimpa warganya.
Mereka kemudian melampiaskan kemarahannya dengan mengamuk di jalan dan menghadang setiap warga yang lewat di jalan utama Km 10.
Warga yang sedang berjalan maupun yang membawa kendaraan dikejar dengan menggunakan alat –alat tajam tersebut. Aksi demo yang menuju kepada tindakan anarkis ini dipicu dari kasus tabrak lari, dimana salah satu warga bernama Dortheus Kou (60) ditabrak motor hingga mengakibatkan korban mengalami patah kaki di bagian kanan.
Korban ditabrak sekitar pukul 15.30 Wit, saat dia menyeberang di jalan tersebut. Parahnya, setelah melihat korban terjatuh, pengendara motor yang menabrak itu langsung melarikan diri dari TKP. Dan sampai tadi malam, pelaku dalam pengejaran pihak kepolisian.
Sementara korban tabrak lari, Dortheus Kou masih menjalani perawatan intensif di RSUD. Tak lama setelah kejadian kecelakaan lalu lintas tersebut , sekitar pukul 16.30 Wit, entah mendapatkan kabar atau isu darimana, tiba- tiba puluhan warga dari kompleks pemukiman Jalan Viktory keluar ke jalan raya –Km 10- dengan lengkap membawa alat- alat tajam.
Dalam aksinya massa kemudian memalang jalan utama. Aksi palang jalan dilakukan dengan memotong pohon kelapa dan membentangkannya di tengah jalan sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Selain itu massa juga mengejar setiap kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang melewati jalan utama tersebut, sehingga membuat warga pun panik dan berlarian untuk mengamankan diri.
Tidak hanya itu, lapel-lapak PKL-penjual makanan dan minuman yang ada di sepanjang Km 10 itu juga menjadi sasaran amukan massa. Sekitar 15 warung tenda dan gerobak jualan dirusak. Bahkan makanan yang siap dijual dari gerobak dan warung-warung tenda itu diambil dan dibuang ke jalan raya.
Keterangan laun menyebutkan, dalam kericuhan ini, salah satu penjual gorengan atau martabak yang berada di samping warung- warung tenda tersebut dikabarkan dipotong oleh massa dan mengenai tangan kanannya. Identitas dari penjual gorengan atau martabak yang disebut berinisial SN itu masih diselidiki oleh polisi. Hal ini karena korban sementara masih dalam perawatan medis di rumah sakit.
Yang membuat situasi tegang dan terasa benar-benar mencekam ketika massa mencegat motor yang lewat kemudian membakarnnya hingga tinggal kerangka. Untung saja dalam aksi pembakaran ini tidak ada korban jiwa, karena pengendara motor langsung melarikan diri dari TKP. Selain 4 motor yang menjadi arang, nasib yang sama juga dialami mobil Toyota Kijang bernomor polisi DS 1548 HA.
Mobil berwarna hijau itu hangus dibakar massa saat parkir di dekat warung-warung tenda. Dalam aksi brutal massa juga menyerang puluhan aparat Polresta dengan parang, tombak dan panah. Meski membawa perlengkapan seperti tameng, namun polisi juga tampak begitu hati-hati mengadapi massa.
Melihat massa semakin brutal, polisi dipimpin Wakapolresta Sorong Kompol Yusuf Sutedja, SIK akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan.
Namun tembakan peringatan itu tetap tidak membuat nyali massa ciut. Mereka tetap bertahan dengan senjata tajam di tangan. Bahkan dua warga dari kelompok massa yang mengamuk itu, Yn dan Yo mengejar salah satu anggota Polresta dengan menggunakan parang.
Karena aksinya dinilai membahayakan jiwa anggota kepolisian tersebut, polisi pun kemudian melumpuhkannya dengan timah panas. Dari tembakan yang dimuntahkan anggota Polresta Sorong, Yn tertembak peluru dibagian kaki kiri tepatnya pada bagian tumitnya, sementara Yo mengalami luka tembak pada bagian pundak atau bahu sebelah kiri.
Kedua korban luka tembak itu kemudian dilarikan ke RSUD Sorong untuk mendapat perawatan. Selain Yn dan Yo, seorang warga sipil lainnya yang saat kejadian berada di depan salah satu counter dekat lampu merah, Km 10 masuk juga tertembak hingga tembus di bagian lehernya.
Namun belum diketahui pasti apakah korban yang tertembak itu akibat terkena peluru nyasar dari aparat atau bukan. Karena dari informasi yang berkembang di TKP, korban yang asal Manado, Sulut itu ditembak dengan menggunakan sejata api rakitan, bukan milik dari pihak berwajib. Kini korban yang mengalami luka tembak di lehernya dalam perawatan intensif di RS Sele Be Solu. Kasusnya sendiri masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak Polresta Sorong.
Pasca keiadian, tadi malam di Mapolresta digelar pertemuan antara pihak Polresta dengan tokoh adat Kokoda dan tokoh masyarakat guna dicarikan solusi atas penanganan terhadap aksi massa yang seketika melumpuhkan kawasan Km 10.
Sampai berita ini diturunkan, situasi di jalan utama mulai dari Km 8 hingga di kawasan Km 10,5 depan markas Yonif 752B mencekam. Semua toko maupun kios-kios di pinggir jalan utama pada tutup.
Kapolresta Sorong AKBP Janjte Jimmy Tuilan SE yang didampingi Kabag Ops
AKP Gatot Suprasetya, SIK kepada wartawan semalam mengatakan, pihaknya masih menyelidiki pelaku yang menabrak Dortheus Kou.
Untuk hasil pertemuan dengan para tokoh adat dan masyarakat Kokoda, jelas Kapolresta, disepakati bahwa pelaku yang terlibat dalam aksi pengrusakan dan pembakaran kendaraan tetap diproses sesuai ketentuan hukum yang berlalu. Selain itu pihak kepolisian juga berjanji untuk mengungkap pelaku tabrak lari yang memicu kemarahan massa hingga mereka mengamuk di jalan.
“ Kita tetap bertanggung jawab, kalau ada anggota yang salah tetap diproses. Warga masyarakat yang buat kerusakan dan pembakaran juga akan diproses. Korban semua masih dirawat di RSUD,”ujar Kapolresta seraya mengatakan, pasca kejadian, pihaknya masih menempatkan sejumlah anggota untuk berjaga-jaga di sekitar Km 10. (boy)
11 November 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment