SORONG- Tewasnya korban luka tembak, Yunus Kirema dalam insiden di Km 10 membuat Polresta Sorong memberlakukan status siaga satu. Peningkatan eskalasi pengamanan ini ditandai dengan ditempatkannya anggota Polresta yang diback up Brimob Detasemen C Polda Papua di beberapa tempat yang dianggap rawan.
Kabar meninggalnya salah satu korban dalam insiden di Km 10 begitu cepat menyebar di tengah masyarakat. Meski secara umum aktifitas berjalan normal, namun di sepanjang jalan utama Km 10 kemarin, masih ada beberapa toko yang tutup. Warung-warung tenda yang diamuk massa kemarin tampak dalam garis polisi (police line)
Mengetahui ada korban tewas, warga kota sempat mengkhawatirkan adanya arak-arakan mayat. Menyusul rencana pihak keluarga korban yang akan membawa dan mengarak-arak mayat korban dari RSUD ke rumah korban, hal ini membuat pengamanan oleh aparat Polresta pun lebih diperketat.
Sejumlah pasukan Dalmas dan antihura-hura yang dilengkapi dengan peralatan tameng disiagakan di beberapa tempat.
Hingga malam hari, situasi berjalan aman. Rencana untuk mengarak mayat korban batal dilakukan setelah digelar pertemuan antara Kapolda Papua Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto yang diwakili oleh Direksrim Polda Papua Kombes Pol Paulus Waterpauw yang didampingi oleh Kapolresta Sorong AKBP Janjte Jimmy Tuilan SE di ruang kamar mayat RSUD.
Dalam pertemuan tersebut disepakati mayat korban dibawa langsung ke rumah duka dan dimakamkan pada Jumat (14/11).
Dari kasus tabrak lari yang berbuntut adanya aksi pengrusakan dan pembakaran kendaraan di Km 10 yang akhirnya menimbulkan korban jiwa, Rabu kemarin (12/11) Kapolda Papua Irjen Pol Drs F X bagus Ekodanto didampingi Karo Ops Polda Papua dan Direskrim Polda Papua Kombes Pol Paulus Waterpauw mendadak berkunjung ke Sorong.
Dalam rombongan Kapolda, turut serta
tim pemeriksa yang akan menyelidiki kasus penembakan yang melibatkan oknum anggota Polresta Sorong.
Dengan menumpangi pesawat milik Polda Papua, Kapolda tiba sekitar pukul 11.00 Wit dan langsung menuju ke Mapolresta.
Selanjutnya orang pertama dijajaran Polda Papua itu mendengar paparan dan kronologis penanganan aksi pengrusakan dan pembakaran yang terjadi di Km 10.
Paparan insiden di Km 10 disampaikan oleh Wakapolresta Kompol Yusuf Sutedja, SIK, yang memimpin pengamanan saat terjadi aksi anarkhis warga Selasa lalu.
Hanya saja pertemuan paparan yang berlangsung sekitar 2 jam itu tidak bisa diliput pers karena berlangsung tertutup.
Usai pertemuan Kapolda Papua Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto kepada wartawan menyesalkan tindakan warga yang menjurus ke arah anarkhis.
Terhadap pelaku yang terlibat dalam aksi pengrusakan dan pembakaran kendaraan, tegas Kapolda akan tetap diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
Bahkan kata Kapolda pelaku pengrusakan dan pembakaran kini dalam pencarian pihak polisi, termasuk dengan korban penembakan salah satu warga sipil yang dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab dan sudah diketahui identitasnya.
Penembakan yang menimpa warga sipil yang disebut-sebut asal Manado, Sulut, kata Kapolda, saksi banyak yang melihat kejadian itu bukan dari anggota polisi.
"Semua sudah saya perintahkan untuk diambil keterangan oleh pihak penyidik Reskrim. Dari hasil sementara keterangan saksi- saksi, dimana 3 orang yang tertembak itu merupakan pelaku atau motor penggeraknya. Oleh karena itu langkah yang diambil anggota untuk melakukan pencegahan, jadi yang jelas saksinya banyak dan akan diambil keterangannya semua,"jelas Kapolda.
Kepada wartawan, Kapolda mengatakan penembakan yang dilakukan oleh anggota terhadap masyarakat itu dilakukan karena tindakan warga sudah menjurus kepada aksi anarkis dan membahayakan jiwa masyarakat, termasuk anggota polisi yang dikejar dengan menggunakan alat- alat tajam.
Dalam kasus pengrusakan dan pembakaran motor dan mobil, Polresta telah menerima laporan pengaduan dari masyarakat yang dirugikan. " Jadi pelakunya akan kita proses secara hukum,"ujar Kapolda.
Lebih jauh terhadap kasus penembakan yang menewaskan satu korban jiwa, Ekodanto mengatakan secara intern pihaknya sudah memerintahkan kepada tim Polda Papua untuk melakukan pemeriksaan.
Kapolda mengatakan pihaknya sengaja menurunkan tim untuk mengecek tindakan yang diambil oleh anggota apakah sudah memenuhi prosedur atau tidak. Soal kapan tim akan mengumumkan hasil pemeriksaan apakah terjadi kesalahan prosedur penanganan atau tidak, dikatakan karena tim baru tiba kemarin sehingga hasilnya pun akan diketahui beberapa hari kemudian.
PELAKU TABRAK LARI DIBEKUK
Sementara itu Kapolresta Sorong AKBP Janjte Jimmy Tuilan, SE yang dihubungi Koran ini via telepon selulernya kemarin siang mengungkapkan, jika Satlantas Polresta telah menahan pelaku tabrak lari terhadap Dortheus Kou hingga memicu aksi pengrusakan dan pembakaran di Km 10.
Disebutkan oleh Kapolresta, pelaku tabrak lari itu berinsial MNA (14), pelajar di salah satu SMP di Kota Sorong.
Kepada polisi, MNA mengaku saat kejadian dia memboceng temannya dari arah Km 12 dengan kecepatan tinggi menuju arah kota.
Setibanya di depan Km 10 masuk motor yang dikendarai sempat menyenggol korban (Dortheus-red). " Pengakuannya karena tidak bisa mengedalikan motor lagi, kemudian menabrak korban yang saat itu sedang menyeberang dengan posisi mau naik median jalan. Sewaktu korban berada di median jalan kaki sebelah kiri sudah berada di atas median, hanya kaki kanan yang masih tergantung dan disambar oleh pengemudi motor. Kemudian korban jatuh terpelanting dan mengalami patah kaki kanan. Pelakunya kini ditahan,"urai AKBP Jantje Jimmy Tuilan seraya menyebutkan yang dibonceng pelaku berinsial MAF (14 ).
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, selain pelaku, polisi juga mengamankan barang buktinya sepeda motor DS 4121 H. (boy)
Kericuhan di Km 10 Selasa Sore lalu menelan korban jiwa. Yunus Kirame, salah satu dari korban yang tertembak dalam insiden tersebut akhirnya meninggal dunia.
Dari keterangan yang dihimpun Radar Sorong (grup Cenderawasih Pos) di RSUD kemarin, salah satu petugas mengatakan saat dilarikan ke UGD RSUD, korban dalam kondisi tidak bernyawa lagi. Sehingga diperkirakan korban yang tertembak di kaki dan bahu kirinya itu meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit sekitar pukul 17.30 Wit.
Seperti diketahui, dalam mengatasi aksi massa yang mengamuk di sekitar Km 10 Selasa Sore lalu, polisi mengeluarkan tembakan yang akhirnya melukai 3 korban yakni Yunus Kirame, Yoram dan Demianus.
Untuk dua korban luka tembak lainnya (Yoram dan Demianus) kemarin masih menjalani perawatan di RSUD.
Dari pantauan Koran ini, Siang harinya, Yoram dan Demianus keluar dari sal Rajawali menuju ruang operasi.
Sementara itu, suasana tegang begitu terasa di sekitar kamar mayat RSUD. Puluhan polisi berjaga-jaga esktra ketat. Selain di sekitar kamar mayat, tampak Kapolsek Sorong Barat AKP Sahat Siregar beserta sekitar 10 anggotanya berjaga-jaga di depan ruang sal Rajawali.
Dengan menumpangi 3 truk, sekitar pukul 13.00 Wit, ratusan warga dari pihak keluarga korban datang ke RSUD dan langsung menuju kamar mayat untuk melihat jenazah korban.
Mayat korban kemarin ditangani dr Monica Antok, SpD. Melihat kondisi korban yang terbujur kaku, suasana duka seketika begitu terasa mana kala mendengar tangisan pilu istri korban Lea Agia, yang menangisi kepergian suaminya untuk selama-lamanya.
Ibu 4 orang anak itu pun tampak begitu menyesalkan tindakan polisi yang mengeluarkan tembakan hingga menewaskan suaminya.
Sebelum jenazah dibawa pulang ke rumah duka, digelar pembicaraan antara pihak keluarga dan pihak polisi yang dipimpin oleh Kapolresta sorong,AKBP Jantje Jimmy Tuilan,SE.
Dalam pertemuan di kamar mayat RSUD, turut hadir Kombes Pol Paulus Waterpauw, Dirreskrim Polda Papua, yang akan memimpin penyelidikan kasus penembakan ini.
Salah satu perwakilan keluarga, H.Idris di depan Kapolresta kemarin minta dalam waktu tiga hari, yakni sebelum jenazah dimakamkan harus ada penyelesaian secara adat antara pihak kepolisian dan keluarga.
Karena dari hasil kesepakatan pihak keluarga korban, jenasah akan disemayamkan di rumah duka selama tiga hari. Keluarga korban juga minta kepada Kapolresta agar mengusut tuntas pelaku penembakan dan memprosesnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Hal lain yang ditekankan perwakilan keluarga korban agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, Kapolres diminta untuk jangan lengah mengawasi anggotanya di lapangan. Bahkan dikesempatan tersebut, pihak keluarga korban sempat menanyakan kepada Kapolresta apakah tembakan yang dikeluarkan oknum anggota saat kejadian itu memang ada perintah dari Kapolresta atau tidak.
Atas insiden penembakan yang menewaskan Yunus Korime, di kamar mayat kemarin, Kapolreta AKBP Jantje Jimmy Tuilan pun menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga korban. Terkait dengan insiden di Km 10, Kapolresta mengatakan akan ditangani oleh Polda Papua.
Jika dari hasil penyelidikan ditemukan ada oknum yang terbukti bersalah, kata Kapolresta akan tetap ditindak sesuai ketentuan yang berlaku, karena dalam komitmennya, Kapolresta mengatakan yang salah tetap diproses hukum.
Sementra itu untuk mengetahui lebih jauh kondisi kedua korban luka tembak lainnya, Yoram dan Demianus, Koran ini kemarin menemui dr Jerry Nikijulu W, SpB.
Menurut dr Jerry-yang memimpin jalannya operasi terhadap kedua korban- bahwa luka tembak yang dialami Yoram dan Demianus tidak begitu parah. Ini dibuktikan dimana peluru yang bersarang di tumit kaki kiri Yoram sedalam 1 cm, sedangkan pada korban Demianus, peluru yang tembus di pahanya sedalam 4 cm.
Hasil dari operasi kemarin telah dikeluarkan proyektil peluru yang sempat menancap di tubuh korban. "Operasi berjalan tidak lama , yang ditumit kaki kiri 5 menit, sedangkan korban yang terkena tembakan di paha, operasinya berlangsung 20 menit,"ujar de Jerry.
Usai menjalani operasi, dr Jerry mengatakan Yoram sudah bisa diperbolehkan pulang untuk menjalani rawat jalan, sedangkan Demianus yang mengalami luka tembak di paha bagian belakang, baru bisa diperbolehkan pulang 3 atau 4 hari lagi. (ris/dik)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment