AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

04 November 2008

Diduga Anggota TNI Sudah Meninggal: "Pangdam: Kekuatan Personel Pencarian Jenazah Ditambah"

JAYAPURA- Upaya pencarian terhadap satu anggota TNI dari Yonif 756/WMS Wamena Prada Lahir Rabu, pasca bentrok antara oknum TNI dan Polri, Sabtu (1/11) hingga kemarin masih nihil.
Sebagai upaya untuk terus melakukan pencarian jasad Prada Lahir yang diduga sudah meninggal itu, jumlah kekuatan personel terus ditambah. Bahkan, pencarian akan terus dilakukan sampai ditemukan jasad korban.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y Nasution mengungkapkan, saat ini sedang dilakukan pengerahan sejumlah personel untuk melakukan pencarian secara terpadu dan khusus yang namanya suatu pencarian tersendiri dalam bentuk operasi pencarian jenazah.
" Operasi pencarian terpadu ini melibatkan beberapa personel diantaranya dari anggota marinir, Polri sendiri, Basarnas termasuk SAR Nasional dari Jayapura. Hari ini (kemarin) tambahan anggota marinir penyelam dengan peralatan lengkap termasuk dari anggota Basarnas Jayapura telah diberangkatkan ke Wamena untuk membantu proses pencarian jenazah," ujar Pangdam kepada Cenderawasih Pos usai melepas Satgas Pamtas Yonif 408/SBH da Yonif 516/CK di Buper Waena, Selasa (4/11) kemarin.
Menurut Pangdam, operasi pencarian jenazah itu akan dilakukan sampai ketentuan penghentian pencarian dan waktu pencarian tersebut akan terus ditambah sesuai kebutuhan. Sebab bagi Pangdam, satu nyawa prajurit itu nilainya sangat penting sekali, sehingga pencarian itu diusahakan harus sampai dapat.
Sebab, dengan ditemukannya jenazah itu, nantinya akan bisa dilihat dan diketahui bagaimana proses penembakannya, termasuk apakah ada unsur penyiksaan atau tidak.
Bagaimanapun juga, satu nyawa satu orang prajuritpun sangat berharga dan diperhatikan oleh pimpinan, termasuk dirinya selaku Pangdam, Panglima TNI dan Kasad.
Disinggung apakah ada dugaan anggota TNI tersebut diculik oknum anggota Brimob, menurut Pangdam bukan diculik, sebab hilangnya satu prajurit itu setelah terjadi bentrok. Namun, diduga ada kemungkinan hilangnya satu prajurit itu setelah dilakukan penyiksaan.
" Sesuai keterangan Kapolda bahwa ada bercak-bercak darah yang diduga dari prajurit lalu mayatnya dibuang entah dimana. Tapi itu semua masih sebatas menduga-nduga meskipun ada tanda-tanda mengarah ke sana," tegas Pangdam.
Menyangkut terjadinya bentok itu sendiri menurut pandangan Pangdam, sebenarnya pimpinan TNI dan Polri apakah di luar Papua maupun di Papua sendiri selalu memberikan penegasan dan pemahaman kepada anggotanya agar menghindari gesekan-gesekan yang bisa merugikan diri sendiri maupu kesatuanya.
Dalam jalur-jalur komando sebenarnya penegasan-penegasan itu selalu dijalankan hingga ke tingkat bawah, termasuk apa yang diperintahkan pimpinan. Terkait kejadian ini, itu bisa saja karena ada kesalahpahaman antara oknum prajurit dan anggota Brimob, apalagi mereka ini masih merupakan anak-anak muda semuanya, dimana mereka masih memiliki emosi yang tinggi sehingga tersinggung sedikit saja bisa langsung marah.
" Saya sendiri setiap saat selalu menekan kepada prajurit saya bagaimana meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dan itu yang saya lakukan pertama kali saat keliling ke daerah-daerah. Sebab, jika prajurit keimanan dan ketakwaannya baik, saya yakin semuanya bisa terhindari dari hal-hal seperti itu termasuk rasa maupun arogansi prajurit akan hilang ," terangnya.
Diungkapkan, sebenarnya satuan-satuan yang baik itu jiwa korsanya tinggi. Hanya saja, bagaimana mengarahkan jiwa korsanya itu ke arah yang positif itu yang belum dipahami dengan baik. Sebab, jiwa korsa itu sebenarnya digunakan bagaimana menghadapi satu tugas yang menuntut kebersamaan korsa. Sayangnya, jiwa korsanya itu kadangkala sering dibiaskan untuk hal yang kurang baik.
Terkait dengan hal itu, Pangdam selaku pimpinan mengaku bertanggungjawab terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan prajuritnya. Bahkan bisa saja ada yang kurang dalam pembinaan prajurit yang dilakukan pimpinan selama ini.
" Jika ada yang salah dalam pembinaan prajurit itu tanggungjawab saya dan saya tidak akan pernah bosan-bosan untuk terus melakukan pembinaan berapa pun wilayah yang harus saya datangi dan dimana mereka berada. Kejadian ini saya anggap sebagai koreksi mungkin pembinaan yang dilakukan selama ini kurang pas sehingga harus lebih ditingkatkan lagi," cetusnya.
Jadi dalam peristiwa ini, dirinya tidak ingin melihat siapa yang salah, tapi akan dijadikan sebuah introspeksi diri untuk memperbaiki pembinaan di institusi TNI khususnya di jajaran Kodam.
Yang penting dalam masalah ini adalah dirinya bersama Kapolda tetap berkomitmen untuk menjalin kerjasama yang baik guna mengungkapkan sejujur-jujurnya terhadap peristiwa tersebut. Baginya, menutup-nutupi suatu keburukan itu tidak baik, justru akan menambah keburukan terhadap kesatuan itu sendiri.
Sementara itu dari Wamena dilaporkan, hingga hari keempat pasca insiden bentrok antara oknum aparat TNI dan oknum satuan Brimob (Polri) Sabtu (1/11) lalu, situasi dan kondisi kota Wamena dan sekitarnya dilaporkan aman dan kondusif. Para warga tampak beraktifitas seperti biasa, tak begitu terpengaruh dengan insiden penembakan yang disinyalir memakan korban jiwa itu. Sejumlah kantor milik pemerintah maupun milik swasta yang ada di kabupaten Jayawijaya tetap buka melayani masyarakat. Demikian halnya dengan aktifitas anak-anak sekolah berjalan seperti biasa bahkan wilayah pertokoan yang terletak di jalan Irian Wamena yang menjadi pusat sentra ekonomi tampak berjalan normal. Hal itu membuktikan bahwa komitmen awal dari dua pucuk pimpinan tertinggi jajaran TNI dan Polri di Papua masing-masing Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y. Nasution dan Kapolda Irjen Pol. Bagus Ekodanto untuk menjaga stabilitas keamanan diwilayah pegunungan tengah secara, khusus di kota Wamena dilaksanakan dengan baik dan bertanggungjawab oleh satuan masing-masing.
Bahkan komitmen untuk mengungkap kasus itu hingga tuntas terus dilakukan terutama untuk mencari kejelasan nasib Prada Lahir Rabu yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Kampung Kama yang letaknya sangat dekat dengan sungai Baliem yang diduga sebagai tempat hilangnya Prada Lahir Rabu dijadikan sebagai lokasi pencarian. Disana dibangun sebuah posko sederhana yang digunakan tim marinir, Basarnas dan Polairud sebagai titik awal pencarian. Tak hanya itu ditiga titik lainnya seperti jembatan Kuning di Hepuba, di muara kampung Wesaput dan Kurima juga dibangun posko. Upaya pencarian terhadap korban Prada Lahir Rabu terus dilakukan.
Upaya yang dilakukan itu mengundang perhatian Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y. Nasution. Selasa (4/11) sekitar pukul 11.30 kemarin Pangdam kembali berkunjung ke Wamena untuk melihat dari dekat upaya pencarian yang dilakukan oleh tim di sungai Baliem. Selam di Wamena, Pangdam Nasution didampingi Dan Brigif 20 IJK Kolonel Inf Horison, Dan Pomdam, Letkol CPM Muhammad Gultan, SE, Dandim 1702 Letkol Inf Grendy Mangiwa, Dan Yon 756 Letkol Inf Bony Christian Pardede dan Kapolres Jayawijaya AKBP Drs. Abd. Azis Djamaludin, SH langsung menuju sungai Baliem kampung Kama.
Bahkan Pangdam Nasution, turut serta dalam pencarian dengan menaiki Landing Craft Rubber (LCR) sejenis perahu karet yang biasa digunakan oleh tim sar untuk mencari dan menolong korban yang mengalami kecelakaan di daerah sungai.
"Saya minta pencarian terhadap korban harus dicari sampai ketemu, namun harus dilakukan secara cermat dan teliti," tegas Pangdam Nasution yang diiyakan oleh tim sar. "Usahakan secara maksimal untuk melakukan pencarian disejumlah titik yang bisa dijadikan sebagai petunjuk, agar kasus ini dapat segera terungkap secara jelas," ujar Pangdam.
Sembiring salah seorang dari tim Basarnas dalam kesempatan yang sama menuturkan, pihaknya mengalami kendala dalam melakukan pencarian terhadap korban. "Air sungai Baliem sangat dingin, arusnya sangat deras dan banyak akar pohon didalam sungai sebagai penghalang,"katanya.
Sementara itu tim Basarnas yang didukung oleh Marinir AL dan Polairud terus berupaya melakukan pencarian terhadap korban. Untuk hari ini pencarian terhadap korban Prada Lahir Rabu lebih diperluas. Empat buah LCR dikerahkan. Dua buah LCR yang digunakan tim sar diberangkatkan ke Kurima menyusuri sungai Baliem hingga ke Kama, sebuah LCR digunakan tim sar yang lain untuk menyusuri sungai Baliem dari Kama menuju Kurima, sementara sebuah LCR lainnya digunakan untuk membantu para penyelam di posko Kama.
Disisi lain antusias warga setempat membantu tim sar untuk mencari keberadaan korban patut diacungi jempol. Dengan menggunakan perahu tradisional dan sudah terbiasa dengan kondisi sungai Baliem yang sangat dingin para warga itu ikut mencari korban melakukan penyelaman di dasar sungai. Upaya pencarian korban oleh tim sar yang dibantu warga setempat yang dimulai sejak pukul 09.00 - 17.30 belum membuahkan hasil. Upaya pencarian terpaksa dihentikan karena hari menjelang malam dan akan dilanjutkan hari ini.(mud/jk)

No comments: