08 November 2008
FILOSOFI ROCK & ROLL
Filosofi Rock & Roll adalah segalanya tentang “saya” dan “apa yang saya mau.” Pop Machine mengutarakannya demikian: “Rock & roll adalah tentang menuju independensi, tidak peduli tentang apa yang orang tuamu tidak setujui” (“Metallica? OK, But We Still Don’t Like the Rock and Roll Hall of Fame,” Chicgao Tribune, 23 Sept. 2008). Rolling Stones mengatakan: “Saya bebas untuk melakukan apa yang saya mau kapan saja.” Ted Nugent berkata: “Rock adalah perayaan total akan kefisikan” (Rolling Stone, 25 Agus. 1977). Manajer punk rock, Malcolm McLaren mengungkapkan, “Rock ‘n’ roll adalah kafir dan primitif, dan sangat jungle” (Rock, Agus. 1983, hal. 60). Majalah Time menulis, “Dalam pengertian tertentu semua rock bersifat revolusioner. Dengan beatnya dan suaranya, ia selalu secara implisit menolak segala rasa penahan dan merayakan kebebasan dan seksualitas” (3 Jan. 1969). Ellen Willis mengatakan, “Daya tarik dasar dari rock and roll adalah kualitasnya yang tidak hormat dan mengacuhkan” (TV Guide, Januari 1979, hal. 15). Michael Moynihan berseru, “Musik rock telah selalu berisikan benih-benih hal-hal yang terlarang” (Lord’s of Chaos, hlm. x). Irwin Siber mengungkapkan, “Kuasa terbesar rock ‘n’ roll ada pada beat-nya.... ia adalah musik yang secara basic adalah seksual, tidak Puritan....dan adalah ancaman terhadap pola dan nilai-nilai yang sudah mapan” (Sing Out, Mei 1965, hal. 63). Martin Perlich mengatakan, “Rock membuat orang muda menjadi radikal, karena ia mengasingkan mereka dari nilai-nilai tradisional yang tidak lagi mereka lihat sebagai sesuatu yang relevan” (The Cleveland Press, 25 Juli, 1969, hlm. 1N). Daryl Hall dari grup Hall and Oates membeberkan, “Tujuan utama dari rock and roll adalah perayaan diri sendiri (self)” (Interview with Timothy White, 1987, Rock Lives, hal. 594). David Brinkley mengutarakan, “Elvis mengubah gaya rambut kita, gaya pakaian kita, dan sikap kita terhadap seks” (NBC News, dikutip oleh Larry Nager, Memphis Beat, hal. 216). Robert Palmer berkata, “Rock and roll menantang norma-norma dan nilai-nilai yang dominan dengan semangat yang sungguh bersifat Dionisius” (Rock & Roll an Unruly History, hlm. 150). (Dionisius, atau Bacchus, adalah dewa anggur dan kemabukan zaman dulu). Johnny Thunders menyebut bahwa “rock and roll sesungguh adalah suatu sikap hidup,” dan Tina Turner berkata “ia nakal” (dikutip dalam Rock Facts, Rock & Roll Hall of Fame and Museum, hlm. 12, 14). Oh, saya punya ide. Bagaimana kalau kita mengambil musik Rock, lalu memakainya untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus yang kudus, kudus, kudus? Baiklah gereja-gereja yang memakai musik rock ‘n’ roll merasa malu karena mereka telah mencoba untuk menggabungkan kekudusan Allah dengan kecemaran dosa dunia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment