AJU, AITA & AMA....AMAKANIE...!!!

07 November 2008

Kapolres Sorsel Terancam Dicopot

SORONG- Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Sorong Selatan (Sorsel) AKBP Drs Yan Frits Kaiway terancam dicopot dari jabatannya, menyusul dinilai tidak mampu membendung aksi demo massa yang menduduki kediaman bupati Sorsel belum lama ini.
Buntut dari aksi demo massa yang mendesak bupati Sorsel mengeluarkan SK cakupan daerah bawahan Kabupaten Maybrat, diduga, Kapolres Sorsel turut dalam konspirasi politik yang pada akhirnya mengancam nyawa Bupati Sorsel Drs Otto Ihalauw.
Dilaporkan, dalam aksi demo massa di kediaman bupati Sorsel belum lama ini, massa yang diduga tidak mengantongi ijin dibiarkan bertindak leluasa hingga mengarah ke tindakan anarkis.
Sejauh mana peran polisi dalam mengamankan aksi demo tersebut, apa benar terlibat dalam konspirasi politik, untuk mengusut kasus ini, Polda Papua pun menurunkan tim ke Sorsel.
Saat ini tim yang dipimpin AKBP Darmawan masih melakukan pemeriksaan di Polres Sorsel.
Dalam teleconference di RRI kemarin, Bupati Sorsel Otto Ihalauw membenarkan jika tim yang diturunkan Polda Papua kini berada di Teminabuan.
Tim Polda itu terdiri dari 6 anggota- dua AKBP, satu Mayor, Kapten dan lainnya berpangkat dan Bintara.
Kepada media lokal kemarin, Bupati Sorsel Otto Ihalauw mengakui jika dalam aksi demo di kediamannya belum lama ini ada konspirasi politik hingga mengancam nyawanya.
“Upaya untuk membunuh saya itu kelihatan sekali, tapi puji Tuhan saya bebas dari upaya pembunuhan itu,”ungkap Otto Ihalauw melalui sambungan telepon Teminabuan-Sorong kemarin.
Dituturkan Otto Ihalauw, dalam aksi demo itu, dengan membawa senjata tajam, massa menduduki kediamannya dan bertindak anarkis. Yang disesalkan, ditengah kepungan massa itu, polisi malah tidak bisa mengamankan dirinya.
“Aturan hukum yang berlaku terutama prosedur tetap (protap) bagaimana menghadapi demo, bagaimana menghadapi kerusuhan itu kan sebenarnya sudah jelas ada protapnya. Tapi protap sama sekali tidak dijalankan. Bahkan protap untuk perlindungan pejabat negara pun tidak dijalankan. Bagaimana polisi bawa senjata lari kasi tinggal bupati sendiri di rumah,”tutur Otto Ihalauw.
“ Saya melihat sudah masuk ke ranah politik, mereka juga ‘bermain’,”imbuhnya.
Merasa nyawanya terancam, Bupati Sorsel Otto Ihalauw pun akhirnya menelpon Danrem yang kemudian memerintahkan anggotanya untuk mengamankan kediaman bupati Sorsel. “Saat ini rumah saya dijaga TNI,”imbuh Otto Ihalauw.
Terkait dengan hasil kerja tim Polda Papua, bupati mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolda Papua.
Selain menyesalkan ketidakmampuan polisi mengamankan aksi demo massa di kediamannya saat itu, Otto Ihalauw juga mengatakan jika keputusan menonaktifkan 6 pejabat Sorsel untuk kepentingan penyelidikan.
Dalam keterlibatannya, ungkap Otto Ihalauw, 6 pejabat Sorsel secara terang-terangan di lapangan terlibat dalam memobilisasi massa.
“Bahkan mereka juga ikut teriak yel-yel ‘bunuh dia’, ‘bunuh dia’,”beber Otto Ihalauw.
Sebagai pembina pegawai di daerah, dirinya kata Otto Ihalauw berwenang mengangkat dan memberhentikan pejabat di lingkungannya.
“Untuk kepentingan penyelidikan ya mereka harus diperiksa. Kita berikan pendidikan hukum tidak hanya kepada masyarakat tapi juga kepada pejabat yang terlibat,”ujarnya.
Ditambahkan Otto Ihalauw, jika mengacu pada esensi pemekaran daerah yang sebenarnya yakni untuk kepentingan pelayanan masyarakat, maka tidak akan terjadi aksi demo seperti itu.
“Tapi mungkin ada pikiran untuk jabatan ke depan, mungkin ada ambisi pribadi sehingga terjadi seperti itu,”ujar Otto Ihalauw.
Seperti diketahui 6 pejabat Sorsel yang dinonaktifkan pasca aksi demo massa di kediaman bupati Sorsel yakni FA,Kadis Pertambangan, MB, Kepala Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, PK, Kasubag Mutasi Kabag Kepegawaian, KA, Bendahara Dinas Pendidikan Dasar dan 2 staf Dishut dan YK
KAPOLRES SORSEL BANTAH TERLIBAT
Sementara itu secara terpisah, Kapolres Sorsel AKBP Yan Frits Kaiway membantah terlibat dalam masalah politik di Sorsel.
Dikonfirmasi Radar Sorong via telepon selular Teminabuan-Jayapura kemarin, Frits Kaiway mengatakan, dalam pengamanan aksi demo di kediaman bupati Sorsel belum lama ini, semua telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Karenanya jika ada persepsi bahwa dirinya tidak melakukan pengamanan optimal dalam aksi demo tersebut kata Kapolres Sorsel itu tidak benar.
Menuturkan sejauh mana perannya menghadapi aksi demo tersebut, lebih lanjut Kapolres menjelaskan, tanggal 29 Oktober lalu ia baru kembali dari Jayapura.
Setibanya di Teminabuan, massa sudah berunjuk rasa. Saat itu kata Kapolres, ia pun langsung ke lapangan untuk mengamankan massa.
Bahkan dari pengamanan itu, jelas Kapolres, pihaknya menahan puluhan massa yang datang dengan menggunakan truk. Massa tersebut ditahan di kampung Keyen dan di daerah Kaliat.
Dan sebagai peringatan untuk tidak melanjutkan aksinya, kata AKBP Yan Frits Kaiwai, pihaknya mengeluarkan tembakan peringatan. Karena itu kata Kapolres Sorsel tidak benar jika ada yang mengatakan dirinya membiarkan massa demo dan melakukan tindakan anarkis.
Soal tim Polda yang saat ini mengusut kasus ini di Teminabuan, Kapolres Sorsel mempersilahkan sehingga dari pemeriksaan itu akan terungkap yang sebenarnya.
Soal nasib dirinya yang terancam dimutasikan dari Sorsel, Frits Kaiway menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolda Papua. (ros/mus)

No comments: